BisnisDaerahNews

6 Dubes RI ‘Alumni UGM’ Temui Sultan! Misi Besar Buka Akses Dagang & Teknologi Global untuk DIY

×

6 Dubes RI ‘Alumni UGM’ Temui Sultan! Misi Besar Buka Akses Dagang & Teknologi Global untuk DIY

Sebarkan artikel ini
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, menerima kunjungan 6 duta besar alumnus UGM, Jumat (2/5). Foto: Dok. Pemda DIY

beritajogja.co | Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kunjungan enam Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Eropa Utara, Kanada, Amerika Latin dan Afrika lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Gedhong Willis Kompleks Kepatihan, Jumat (02/05). Dalam pertemuan tersebut, para dubes diminta memperkuat jalinan kemitraan bilateral berdasarkan prinsip saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakatnya.

Adapun enam dubes tersebut yaitu Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo (Dubes RI untuk Finlandia merangkap Estonia), Arief Hidayat (Dubes RI untuk Zimbabwe merangkap Zambia), Agung Cahaya Sumirat (Dubes RI untuk Kamerun merangkap Chad, Guinea Ekuatorial, Gabon, Kongo, dan Republik Afrika Tengah), Agus Priono (Dubes RI untuk Suriname merangkap Guyana), Muhsin Syihab (Dubes RI untuk Kanada merangkap ICAO), serta Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji (Dubes RI untuk Kenya merangkap Somalia, Uganda, Kongo, UNEP, dan UN-Habitat).

Seorang WN China Ditangkap Polisi dan Diserahkan ke Imigrasi Yogyakarta

“Alhamdulillah, Pak Gubernur menyambut baik apa yang sudah kami sampaikan dan semoga bermanfaat bagi kedua belah pihak. Saya akan bertugas ke Finlandia dan Estonia, keduanya maju dalam bidang teknologi. Jadi yang kami tawarkan kepada Pak Gubernur adalah kerjasama dalam bidang e-government dan digital development untuk kemajuan daerah. Kerjasama tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk pertukaran pelajar, kerjasama antara lembaga dan lain sebagainya,” tutur Dubes RI untuk Finlandia merangkap Estonia Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo usai bersilahturahmi dengan Sri Sultan.

Dubes RI untuk Kenya merangkap Somalia, Uganda, Kongo, UNEP, dan UN-Habitat, Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji menyampaikan Gubernur DIY pun menaruh perhatian terhadap kondisi geopolitik dunia saat ini seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dan sebagainya. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi pasar tradisional sehingga akan terbuka peluang dan harapan mengembangkan.pasar non traditional Afrika. Para dubes yang ditempatkan di Afrika menaruh perhatian pada kerjasama ekonomi khususnya penetrasi pasar Indonesia, termasuk DIY.

“Afrika adalah benua masa depan karena memiliki penduduk muda, potensi pertumbuhan ekonomi sangat tinggi dan sumber daya alam besar sehingga potensi pasar Afrika parut dilirik. Bukan hanya berdagang saja, kota akan bantu penetrasi pasar produk Indonesia di benua tersebut. Selain itu, investasi dan teknologi tepat guna dari Indonesia yang sangat relevan dan cocok dengan Afrika seperti dengan UGM di DIY. Sektor utamanya berupa pertanian dan perikanan, yang sangat potensial di wilayah Nairobi dan Kenya,” ungkapnya.

Dubes RI untuk Zimbabwe merangkap Zambia,  Arief Hidayat menambahkan secara khusus Sri Sultan meminta para dubes melihat peluang kerjasama, penetrasi pasar dan logistik.. Salah satunya adalah melalui produk-produk kerajinan dan furnitur DIY yang bisa diperkenalkan ke pasar Afrika. Selain itu, perusahaan Indonesia harus lebih serius dalam menyiapkan infrastruktur logistik yang mendukung, seperti gudang transit atau showroom untuk produk setengah jadi yang bisa diolah menjadi produk matang di Afrika.

Gunungkidul Siap Jadi Tuan Rumah PORDA dan PEPARDA DIY 2025

“Kami pun mendorong penetrasi pasar untuk produk kreatif dan UMKM DIY ke pasar Afrika karena kita sangat unggul di kerajinan perak, batik dan sebagainya. Disisi lain kita tidak hanya memasarkan produk lokal semata, tetapi juga mengenal warna budaya DIY secara luas khususnya dikalangan Afrika Tengah. Kamerun sendiri mengimpor produk furnitur dari Indonesia yang masih terbuka luas, untuk ditingkatkan,” pungkas Dubes RI untuk Kamerun merangkap Chad, Guinea Ekuatorial, Gabon, Kongo dan Republik Afrika Tengah Agung Cahaya Sumirat. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *