Beritajogja.co, – Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) telah melakukan kegiatan bakti sosial dengan mendistribusikan air bersih untuk membantu Kabupaten Gunungkidul yang mengalami bencana kekeringan akibat fenomena El Nino tahun ini.
Dalam kegiatan bakti sosial tersebut, IKG menyalurkan 250 tangki air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul karena musim kemarau yang panjang.
Pemberian simbolis 250 tangki air bersih dilakukan oleh Ketua 2 IKG, Sulardi SH, MH, mewakili Ketua Umum IKG Edy Sukirman SH, MM. Dia didampingi oleh Ketua 5 bidang ekonomi IKG Suyanto dan ketua pelaksana program bakti sosial droping air bersih untuk Gunungkidul, Edi Suyanto. Bantuan diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul dari fraksi Nasdem, Suharno SE, di Sewoko Projo, Wonosari, pada Sabtu, 30 September 2023.
Sulardi SH, MH, Ketua 2 IKG, menjelaskan bahwa Baksos IKG perduli 2023 adalah wujud kepedulian sosial warga Gunungkidul yang tinggal di luar daerah.
Dia mengungkapkan, “Kami sangat prihatin dengan kondisi kekeringan yang mempengaruhi keluarga kami di Gunungkidul. Meskipun bantuan ini tidak akan sepenuhnya mengatasi masalah air, ini adalah bentuk kepekaan dan kepedulian kami sebagai warga Gunungkidul yang tersebar di luar daerah dan tergabung dalam IKG.”
IKG memberikan bantuan air bersih kepada 250 padukuhan di 18 kapanewon di Gunungkidul. Penyaluran air dibagi menjadi dua zona, Utara dan Selatan, untuk penanganan yang lebih merata.
Suharno SE, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh IKG. Dia menyatakan dukungan penuh dari DPRD terhadap kegiatan ini yang sangat membantu masyarakat yang membutuhkan air akibat kekeringan.
Menurut data BPBD Kabupaten Gunungkidul, 14 dari 18 kapanewon di daerah tersebut telah ditetapkan sebagai daerah status siaga darurat kekeringan.
Meskipun status darurat kekeringan di Kabupaten Gunungkidul telah dijadwalkan hingga 30 September 2023, keputusan tersebut bersifat situasional dan dapat diperpanjang tergantung pada kondisi yang ada.
Menurut data Opinijogja.com pada tanggal 14 Agustus, sebanyak 55 kelurahan yang tersebar di 14 kapanewon memiliki potensi terdampak. Ada sekitar 350 dusun dengan jumlah penduduk sebanyak 107.853 jiwa yang terkena dampak kekeringan tersebut.