Beritajogja.co, – Kegaduhan dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengenai dukungan terhadap Cawapres Cak Imin pada Pemilu 2024 semakin memuncak, dengan mantan Ketua III PMII cabang DIY, Arif Budiman, menyuarakan kekhawatiran atas sikap politik PB PMII yang mendukung Cak Imin.
Menurut Arif, deklarasi PB PMII mendukung Cak Imin oleh Ketua Umum PMII Abdullah Syukri telah mencoreng citra organisasi dan menunjukkan sikap politik yang kurang tepat. Baginya, PMII sebagai organisasi kaderisasi seharusnya mempertahankan independensi dan bijaksana dalam urusan politik.
Arif menegaskan bahwa tidak semua kader PMII sepakat dengan sikap politik PB PMII yang mendukung Cak Imin. Baginya, sikap ini berpotensi mengancam kesatuan organisasi dan menciptakan perpecahan di kalangan kader PMII.
Di sisi lain, Mumuh Muhammad Abdul Muhshi, Ketua Komisariat PMII UIN Sunan Kalijaga 2014-2015, juga mengecam tindakan PB PMII dalam mendukung capres cawapres, menyatakan bahwa PMII bukanlah alat politik, sayap partai, atau banom partai. Menurutnya, deklarasi dukungan atas nama PB PMII merupakan tindakan yang merendahkan martabat organisasi, tujuan pendiriannya, dan marwah kaderisasi PMII.
Mumuh menegaskan bahwa PMII tidak seharusnya digunakan sebagai alat politik, meskipun kader-kader PMII tersebar di berbagai sektor termasuk politik, akademisi, budayawan, pengusaha, dan lainnya. Baginya, deklarasi dukungan atas nama PMII merupakan tindakan yang tidak bijaksana dan merendahkan martabat organisasi tersebut.
Dalam keramaian dan kebingungan ini, perbedaan pendapat antara anggota PMII terus mencuat, menyoroti pentingnya independensi organisasi dan kesadaran akan tujuan pendiriannya.
