KabarkampusNews

UII Luncurkan Buku “Mengamati Islam di Indonesia 1971–2023,” Rekam 52 Tahun Transformasi Keislaman

×

UII Luncurkan Buku “Mengamati Islam di Indonesia 1971–2023,” Rekam 52 Tahun Transformasi Keislaman

Sebarkan artikel ini
UII Gelar Diskusi dan Peluncuran Buku Kajian Prof. Mitsuo Nakamura

beritajogja.co | Yogyakarta — Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Diskusi dan Peluncuran Buku Mengamati Islam di Indonesia 1971–2023 pada Selasa (23/9) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Buku karya Prof. Emeritus Mitsuo Nakamura ini merangkum kajian antropologi budaya Islam selama lebih dari lima dekade di tanah air.

Prof. Nakamura: Peneliti Islam yang Berakar di Indonesia

Prof. Mitsuo Nakamura, seorang antropolog asal Jepang, sudah menaruh perhatian mendalam pada Islam Indonesia sejak 1971. Dia meneliti gerakan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), serta dinamika Islam kultural—hubungan antara tradisi lokal, modernitas, dan kekuatan sosial-politik—sehingga karyanya banyak dijadikan rujukan dalam studi Islam Indonesia.

Dalam acara peluncuran, Rektor UII Prof. Fathul Wahid menyebut buku ini sebagai “lensa panjang” yang memungkinkan pembaca melihat perubahan sosial, kultural, dan keagamaan bangsa Indonesia selama 50 tahun terakhir. Dia juga menyoroti bahwa meskipun tulisan pertama dalam buku ini dimuat pada 1971, cakupannya melampaui periode tersebut hingga peristiwa-peristiwa yang lebih awal.

UII dan Jejaring Lokal dalam Buku

Salah satu aspek menarik dalam buku ini adalah keterkaitan dengan UII sendiri. Dalam salah satu esai, Nakamura mengulas Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, rektor pertama UII dan tokoh pembaruan Islam. UII melalui Rektor Wahid menyebut bahwa ulasan itu mengingatkan bahwa institusi UII bukan lembaga yang berdiri sendiri, melainkan terjalin dalam ekosistem keilmuan dan gerakan sosial-keagamaan yang membentuk wajah Indonesia.

Dalam sambutannya, Fathul juga menegaskan bahwa peluncuran buku ini bukan sekadar untuk mengenang masa lalu, melainkan juga upaya memahami masa depan Islam Indonesia—menjaga warisan keterbukaan, moderasi, dan peran sosial-keagamaan yang khas di negeri ini.

Suara Penulis: Etika Akademik & Rasa Terima Kasih

Prof. Nakamura hadir langsung dalam acara tersebut. Dalam dialog, ia menyampaikan bahwa menuliskan dan menyerahkan publikasi ini sebagai bentuk “etika akademik”—memberi hasil penelitian kepada mereka yang selama ini membantu. “Ilmu antropologi adalah tentang manusia; penelitian tidak boleh berhenti hanya di laboratorium,” ujarnya.

Dia juga menyatakan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia, terutama komunitas di Kotagede dan tokoh Islam yang sejak awal menjadi mitra penelitiannya.

Diskusi Interdisipliner & Dialog Generasi

Acara peluncuran dilanjutkan diskusi panel dengan narasumber lintas bidang, antara lain:

  • Achmad Charris Zubair (budayawan)
  • Prof. Yusdani, M.Ag (hukum Islam UII)
  • Dr. Muhammad Najib Azca (sosiologi UGM)
  • Prof. Al Makin, M.A. (filsafat UIN Sunan Kalijaga)

Moderator diskusi adalah Dr. Trias Setiawati, Kepala Pusat Studi Gender UII.

Diskusi membahas bagaimana studi antropologi Islam dapat menjembatani pemahaman historis dan kontemporer—menghubungkan gejala sosial, politik, ekonomi, hingga transformasi keagamaan di masyarakat.

Konteks & Relevansi Buku

Menurut berita Media Indonesia, buku ini memuat berbagai tulisan dari berbagai format—esai jurnal, artikel koran, chapter buku—mencerminkan ragam pendekatan penulisannya.

Republika menyebut bahwa buku ini tidak hanya mencerminkan Islam Indonesia sejak era Orde Baru hingga era reformasi, tetapi juga ikut memetakan “denyut nadi” perkembangan organisasi Islam dan praktik keagamaan lain dari masa ke masa.

Dalam liputan Republika, disebut bahwa buku ini memperlihatkan bagaimana penulis mengajak pembaca menelusuri peristiwa-peristiwa penting bahkan dari era pra-1971 demi memperkaya perspektif historis Islam Indonesia.

Peluncuran buku Mengamati Islam di Indonesia 1971–2023 menegaskan kontribusi mendalam Prof. Mitsuo Nakamura terhadap kajian Islam Indonesia—melalui pekerjaan antropologi yang konsisten selama lebih dari 50 tahun. UII, sebagai tuan rumah dan institusi Islam akademik, menegaskan bahwa dialog keilmuan dan refleksi historis menjadi bagian integral dari perjalanan sosial-keagamaan bangsa ini.

Dengan menghadirkan buku ini, UII mencoba membuka ruang bagi generasi muda dan umat Islam Indonesia untuk tidak sekadar memahami masa lalu, tapi juga merumuskan arah masa depan Islam yang moderat, inklusif, dan berpihak kepada kemaslahatan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *