BeritaJogja.co (Gunungkidul – Semanu) – Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana menjadi hal yang krusial bagi Indonesia, sebuah negara dengan risiko bencana yang tinggi karena letak geografisnya yang unik. Dengan wilayah yang dikelilingi oleh laut dan memiliki sejumlah gunung api aktif, Indonesia secara konsisten memperkuat upaya mitigasi bencana.
Latihan gabungan (Latgab) potensi SAR yang diselenggarakan oleh SAR Se-Gunungkidul di Telaga Jonge, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, merupakan upaya penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan dalam menghadapi potensi bencana. Kehadiran 18 relawan SAR Se-Gunungkidul serta tokoh-tokoh penting dari wilayah tersebut, seperti Panewu Semanu Emmanuel Krisna Juwoto, Lurah Kalurahan Pacarejo Suhadi, dan Ketua Umum Handayani Rescue Benyamin Sudarmadji, menunjukkan seriusnya komitmen terhadap persiapan dalam menghadapi ancaman bencana.
Ketua Umum Handayani Rescue, Benyamin Sudarmadji, menjelaskan bahwa latihan gabungan ini penting mengingat potensi bencana di Gunungkidul, baik di perairan, daratan, maupun longsor, yang sering terjadi. Hal ini menekankan perlunya peningkatan kapasitas relawan SAR di wilayah Gunungkidul.
Emmanuel Krisna Juwoto, Panewu Semanu, menekankan pentingnya latihan gabungan ini dalam mendukung keamanan dan keselamatan obyek wisata minat khusus di wilayah Kapanewon Semanu, mengingat keberadaan sejumlah obyek wisata seperti telaga, luweng, dan wisata susur goa. Upaya peningkatan kesiapsiagaan juga dipandang sebagai bagian integral dalam meningkatkan pengalaman wisatawan dan memberikan keamanan maksimal bagi mereka.
Lurah Kalurahan Pacarejo, Suhadi, juga menyoroti peningkatan pariwisata di wilayah Gunungkidul, terutama Kapanewon Semanu, dan menegaskan bahwa keamanan dan kenyamanan wisatawan menjadi fokus utama. Telaga Jonge, yang menjadi pusat latihan, merupakan salah satu obyek wisata yang menarik banyak pengunjung, oleh karena itu, keselamatan mereka menjadi prioritas utama.
Komitmen yang diberikan oleh berbagai pihak terkait, baik dari tingkat desa hingga Kabupaten, menunjukkan keseriusan dalam menghadapi potensi bencana dan memastikan perlindungan serta keselamatan bagi masyarakat, terutama saat menikmati obyek wisata di wilayah tersebut.