Menurutnya, indikator-indikator kemajuan di Gunungkidul masih belum menunjukkan perubahan signifikan, seperti kemiskinan, lapangan kerja, pendidikan, dan sektor pariwisata yang belum berkembang secara optimal. Dia menekankan pentingnya prioritas pembangunan yang jelas dalam aspek-aspek tersebut.
Sutrisno Wibawa menyoroti perlunya perhatian khusus terhadap petani, menyatakan bahwa kunci pembangunan di sektor pertanian adalah pengembangan sistem pertanian, teknologi pertanian, ketersediaan pupuk, dan penanganan pasca panen. Dia menegaskan bahwa peningkatan produktivitas pertanian akan berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan di daerah tersebut.
Dalam konteks pariwisata, Sutrisno menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan wisata di Gunungkidul, bukan hanya pada sektor selatan yang telah berkembang, tetapi juga pada sektor tengah dan utara yang memiliki potensi belum tergali sepenuhnya. Ia menekankan bahwa pengelolaan pariwisata perlu diperbaharui dengan digitalisasi, seperti e-tiketing, untuk mengakomodasi perkembangan teknologi.
Sutrisno juga membahas pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Gunungkidul, menyoroti peran Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam menyediakan kampus vokasi yang dapat mencetak tenaga kerja terampil. Menurutnya, fokus pada vokasi akan menciptakan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja atau bahkan membuka lapangan kerja sendiri.
Harapannya adalah dengan adanya strategi pembangunan yang jelas, Gunungkidul dapat melahirkan masyarakat yang mampu membangun daerahnya sendiri secara berkelanjutan.