Beritajogja.co – Dalam sambutannya di Rapat Kerja Wilayah Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ridwan Furqoni, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, menyoroti peran Muhammadiyah yang melibatkan diri dalam sejumlah masalah sosial, mulai dari perawatan kesehatan hingga pemberdayaan nelayan, petani, dan bahkan tukang becak.
Dia membedakan peran Muhammadiyah dengan negara berdasarkan pada motivasi yang mendasarinya. Negara menjalankan tugas untuk mencerdaskan bangsa atas dorongan konstitusi, sementara Muhammadiyah melakukan hal yang serupa atas dasar perintah agama.
Furqoni menambahkan bahwa motivasi agama menjadi faktor utama yang membuat gerakan Muhammadiyah terus maju tanpa henti di seluruh Indonesia, dari level nasional hingga ke level ranting di desa. Keikhlasan, kerelaan, dan kedermawanan adalah nilai yang melekat kuat dalam gerakan Muhammadiyah.
Perbedaan latar belakang motivasi ini menarik karena motivasi agama tidak bergantung pada imbalan materi, sementara motivasi konstitusi membutuhkan dukungan anggaran. Oleh karena itu, program-program Muhammadiyah biasanya dibiayai melalui swadaya dari internal organisasi dan donasi dari luar.
Dalam konteks gerakan sosial, Muhammadiyah dianggap memiliki tiga pilar utama: Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu). Ketiga pilar inilah yang berperan penting dalam melakukan pemberdayaan terhadap kelompok yang lemah, sesuai dengan semangat awal pendirian Muhammadiyah.
MPM, dari tingkat pusat hingga ranting, dianggap sebagai ujung tombak dalam gerakan pemberdayaan. Kehadiran Rakerwil, yang melibatkan seluruh MPM dari tingkat PDM hingga cabang di Muhammadiyah Yogyakarta, dianggap strategis karena menjadi wadah untuk konsolidasi dan kolaborasi dalam upaya membangun ekosistem pemberdayaan masyarakat.
Tujuan dari Rakerwil dengan tema Kolaborasi Membangun Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat untuk Yogyakarta Berkemajuan adalah untuk memfasilitasi konsolidasi dan kolaborasi gerakan pemberdayaan, minimal di lingkungan MPM se-DIY, sebagai langkah strategis dalam memajukan pemberdayaan masyarakat.