Dari sekian banyak tokoh pra kemerdekaan, berikut ini kami tuliskan biografi singkat lima tokoh pra-kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat:
1. Mohammad Hatta (1902–1980)
Dikenal sebagai Bapak Proklamator dan Wakil Presiden pertama RI, Hatta lahir di Bukittinggi. Ia aktif dalam pergerakan nasional sejak muda, terutama saat belajar di Belanda, dan memimpin organisasi Perhimpunan Indonesia. Hatta ikut merumuskan kemerdekaan Indonesia dan menandatangani teks proklamasi bersama Soekarno. Selain negarawan, ia juga ekonom dan pemikir demokrasi yang kuat.
2. Tan Malaka (1897–1949)
Seorang revolusioner, guru, dan pemikir kiri, Tan Malaka lahir di Pandan Gadang, Suliki. Ia aktif menyebarkan gagasan Marxisme dan anti-kolonialisme sejak 1920-an. Pernah menjadi tokoh komunis internasional, tetapi memiliki pandangan sendiri soal revolusi Indonesia yang lebih mandiri. Bukunya Madilog menjadi warisan pemikiran penting. Ia dieksekusi pada masa revolusi dengan status yang lama kontroversial, tapi kini dianggap Pahlawan Nasional.
3. Haji Agus Salim (1884–1954)
Lahir di Koto Gadang, Haji Agus Salim adalah diplomat, jurnalis, dan orator ulung. Ia dikenal sebagai “The Grand Old Man” karena pengaruh besarnya dalam diplomasi kemerdekaan. Agus Salim fasih dalam banyak bahasa dan aktif dalam organisasi Sarekat Islam. Perannya sangat penting dalam hubungan luar negeri Indonesia pasca-proklamasi, termasuk dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan RI.
4. Sutan Sjahrir (1909–1966)
Lahir di Padang Panjang, Sjahrir adalah intelektual muda yang menjadi Perdana Menteri pertama Indonesia. Ia dikenal dengan gaya politik yang demokratis dan rasional. Sjahrir aktif di kalangan pemuda pergerakan seperti Perhimpunan Indonesia dan mendirikan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Ia juga menulis buku terkenal Perjuangan Kita yang menjelaskan sikap politik nasionalisme modern.
5. Mohammad Yamin (1903–1962)
Lahir di Sawahlunto, Yamin adalah tokoh kebangkitan nasional, sastrawan, sejarawan, dan perumus dasar negara. Ia dikenal karena perannya dalam Kongres Pemuda 1928 dan sebagai penggagas Sumpah Pemuda. Yamin juga terlibat dalam BPUPKI dan mengusulkan lima dasar negara yang menjadi embrio Pancasila. Ia menulis banyak karya sejarah dan sastra yang memperkuat identitas bangsa.