beritajogja.co – Kota Aleppo, Suriah, kembali menjadi sorotan dunia internasional setelah pemberontak Suriah berhasil merebut kota tersebut dan menyerbu Konsulat Iran. Insiden ini menjadi semakin serius dengan tewasnya seorang jenderal senior dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran selama serangan berlangsung. Peristiwa ini menyoroti eskalasi konflik yang melibatkan berbagai aktor regional dan internasional.
Konsulat Iran Diserbu
Kementerian Luar Negeri Iran mengonfirmasi bahwa Konsulat Iran di Aleppo telah diserbu oleh kelompok pemberontak bersenjata. Insiden ini terjadi setelah video yang menunjukkan milisi bersenjata di dalam gedung konsulat beredar luas di media sosial. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengutuk keras tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.
“Setiap pelanggaran terhadap tempat diplomatik oleh individu, kelompok, atau pemerintah mana pun tidak dapat diterima berdasarkan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler,” tegas Baghaei, seperti dikutip dari Iran International, Minggu (1/12/2024).
Meskipun konsulat diserang, Baghaei memastikan bahwa Konsul Jenderal dan seluruh staf konsulat dalam kondisi aman tanpa cedera.
Tewasnya Jenderal Senior IRGC
Di tengah serangan pemberontak di Aleppo, seorang jenderal senior dari IRGC dilaporkan tewas. Jenderal ini diduga berada di kota tersebut untuk memberikan dukungan logistik dan strategis bagi pasukan loyalis rezim Suriah. Kehilangan ini menjadi pukulan besar bagi Iran, yang selama ini dikenal sebagai pendukung utama pemerintahan Bashar al-Assad dalam perang saudara Suriah.
Respon Iran dan Aliansi Regional
Insiden ini memicu reaksi cepat dari pemerintah Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dijadwalkan mengunjungi Damaskus pada hari Minggu untuk membahas situasi keamanan terkini dengan pemerintah Suriah. Setelah itu, Araghchi juga akan mengunjungi Ankara pada hari Senin, mengingat Turki merupakan salah satu pendukung utama pemberontak Suriah.
Iran juga memperkuat komunikasi diplomatiknya dengan Rusia, sekutu utama rezim Suriah. Dalam percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri Iran dan Rusia, kedua pihak menegaskan komitmen mereka untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial Suriah.
Turki dan Dukungan terhadap Pemberontak
Sumber oposisi Suriah yang memiliki koneksi dengan intelijen Turki mengungkapkan bahwa Turki diduga memberikan lampu hijau untuk serangan ini. Dukungan Turki terhadap pemberontak Suriah menjadi bagian dari dinamika regional yang semakin kompleks, terutama dalam konflik yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Pelanggaran Hukum Internasional
Penyerbuan Konsulat Iran di Aleppo tidak hanya memicu ketegangan politik tetapi juga melanggar prinsip-prinsip hukum internasional. Konvensi Wina 1963 mengatur bahwa tempat diplomatik, termasuk konsulat, harus dilindungi dari segala bentuk serangan atau pelanggaran oleh individu maupun kelompok bersenjata.
Iran menegaskan bahwa tindakan pemberontak ini adalah provokasi yang tidak dapat diterima. Pemerintah Iran juga menyerukan komunitas internasional untuk mengambil tindakan tegas terhadap kelompok-kelompok yang melanggar hukum internasional.
Eskalasi Konflik di Aleppo
Kota Aleppo, yang sebelumnya menjadi pusat perdagangan dan budaya di Suriah, telah menjadi medan perang sengit selama bertahun-tahun. Perebutan kembali Aleppo oleh pemberontak Suriah menandai titik balik baru dalam konflik yang melibatkan berbagai kepentingan global.
Iran, Rusia, dan Turki memainkan peran utama dalam menentukan nasib Suriah, dengan masing-masing pihak mendukung faksi yang berbeda. Penyerangan ini menunjukkan bahwa konflik Suriah jauh dari selesai, dengan potensi eskalasi lebih lanjut yang dapat memengaruhi stabilitas regional.
Dampak Kejadian terhadap Hubungan Internasional
Penyerbuan konsulat dan tewasnya jenderal IRGC tidak hanya berdampak pada situasi di Suriah tetapi juga pada hubungan internasional antara Iran, Turki, dan Rusia. Iran kemungkinan akan meningkatkan dukungannya kepada rezim Assad untuk mencegah kehilangan kendali lebih lanjut di wilayah strategis seperti Aleppo.
Sementara itu, langkah Turki dalam mendukung pemberontak Suriah akan terus menjadi sorotan, terutama dalam konteks hubungan dengan Iran dan Rusia yang selama ini memainkan peran penting dalam proses perdamaian Suriah.
Kesimpulan
Penyerangan Konsulat Iran di Aleppo dan tewasnya jenderal senior IRGC mencerminkan ketegangan yang terus meningkat di Suriah. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan dinamika konflik internal Suriah tetapi juga melibatkan aktor-aktor regional dengan kepentingan yang beragam.
Dengan meningkatnya eskalasi, diperlukan upaya diplomatik yang lebih kuat untuk mencegah konflik ini menyebar lebih jauh dan membawa dampak buruk bagi stabilitas kawasan.