beritajogja.co | BATURETNO, Bantul – Minggu (18/5/2025) siang, Balai Desa Baturetno di Jalan Wiyoro Lor ramai dipadati warga saat digelar Sosialisasi 4 Pilar Tahap III oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Acara yang dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, S.E., dari Fraksi Partai Gerindra, berjalan interaktif dan meriah, melibatkan beragam unsur masyarakat.
Kegiatan dibuka tepat pukul 09.00 WIB oleh Kepala Desa Baturetno, Sarjaka. Dalam sambutannya, Sarjaka menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wakil Rakyat dari pusat yang datang langsung ke desa. “Kami bersyukur dan berterima kasih karena desa kami menjadi tempat pelaksanaan sosialisasi tahap ketiga. Harapannya, nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika semakin mengakar di kalangan warga,” ujar Sarjaka.
Siti Hediati Soeharto memulai paparan dengan menguraikan pentingnya Empat Pilar Kebangsaan. Pilar pertama, Pancasila, ditegaskan sebagai dasar negara yang wajib dipahami dan diamalkan sehari-hari. “Pancasila bukan sekadar simbol; ia menuntun kita untuk hidup rukun dan saling menghormati perbedaan,” kata Siti, disambut anggukan peserta.
Baca Juga: Titiek Soeharto Menyerahkan Bantuan Alsintan untuk Petani di Gunungkidul
Selanjutnya, pembahasan berlanjut ke UUD 1945. Siti memaparkan sejarah pembentukan konstitusi dan pentingnya menghargai setiap pasal sebagai payung hukum tertinggi. Ia menekankan, “Sebagai warga negara, kita wajib memahami hak dan kewajiban sesuai UUD, agar demokrasi berjalan sehat.” Materi ketiga, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dikupas dengan contoh potensi ancaman separatisme dan pentingnya menjaga keutuhan wilayah.
Pembahasan terakhir adalah Bhinneka Tunggal Ika, semboyan kebangsaan yang menegaskan persatuan dalam keberagaman. Siti menantang peserta untuk memberi contoh konkret: salah satu tokoh masyarakat, Pak Harto, bercerita tentang gotong-royong antar-kelompok keagamaan saat membangun sarana masjid dan gereja di desa. “Ini bukti Bhinneka Tunggal Ika hidup di Baturetno,” ujarnya.
Sekitar 150-an peserta hadir, meliputi organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna, HKTI, kelompok tani, serta perwakilan kelompok keagamaan (Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu). Para tokoh masyarakat—lurah, imam, pendeta, dan ketua RT—ikut antusias bertanya dan berdiskusi.
Pada sesi tanya jawab, seorang pemuda Karang Taruna menanyakan langkah strategis agar nilai Empat Pilar dapat diteruskan ke generasi milenial. Menjawab itu, Siti mengusulkan program “Pelajar Pancasila” di sekolah, workshop kreatif berbasis budaya lokal, dan lomba video pendek tentang keutuhan NKRI. Seraya tersenyum, Siti berkata, “Generasi muda adalah masa depan bangsa; mari mereka dijaga dengan ilmu kewarganegaraan.”
Sarjaka menyatakan, “Kami siap menindaklanjuti hasil sosialisasi dengan program nyata di desa, seperti dialog Pancasila rutin dan pelatihan kewirausahaan berbasis gotong-royong.” Siti Hediati menambahkan, MPR RI akan mengevaluasi dan menyesuaikan materi untuk tahap selanjutnya berdasarkan masukan di lapangan.
Dengan suksesnya Sosialisasi 4 Pilar Tahap III di Baturetno, harapan tumbuh kuat agar semangat kebangsaan semakin mengakar, meretas jarak antara warga pedesaan dan pusat pemerintahan.