Beritajogja.co, – Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan optimisme bahwa Kabupaten Gunungkidul akan menjadi lumbung kedelai nasional.
“Gerakan tanam kedelai ini adalah langkah untuk meningkatkan produksi kedelai nasional,” ujar Mentan usai melakukan penanaman kedelai di Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (6/6/2023).
Tujuan dari gerakan tanam kedelai ini adalah untuk meningkatkan produktivitas kedelai di tingkat nasional serta mengurangi ketergantungan pada impor kedelai yang masih tinggi, mencapai lebih dari 90%.
Yasin meyakini bahwa Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi sebagai lumbung kedelai nasional berdasarkan karakteristik wilayah pertaniannya.
Dari penanaman awal di lahan seluas 1000 hektar, rencananya akan diperluas menjadi 5000 hektar. Mentan SYL juga menegaskan bahwa penanaman pada lahan 1000 hektar tersebut menggunakan varietas unggul seperti anjasmoro, gepak kuning, dan dering 1, yang semuanya memiliki keunggulan tahan terhadap kondisi kering serta hasil yang memuaskan.
“Kedelai dari Gunungkidul ini untuk kepentingan Indonesia,” tegas Mentan Syahrul.
Syahrul Yasin Limpo menyebutkan bahwa rata-rata produksi kedelai di Gunungkidul mencapai 3,4 ton per hektar. Saat ini, harga kedelai lokal berkisar Rp 12 ribu per kilogram.
“Kami berharap pertumbuhan yang signifikan dari Gunungkidul, sekitar seribu hingga lima ribu hektar, merupakan kesepakatan kita untuk mengembangkan pertanian terintegrasi,” kata Mentan ini yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Selain fokus pada peningkatan produksi kedelai, Mentan juga menekankan pentingnya persiapan paska panen dengan melibatkan perusahaan swasta atau offtaker, sebagaimana diinstruksikan oleh Presiden Jokowi.
“Bukan hanya soal menanam, Presiden Jokowi selalu menekankan siapa offtakernya, siapa pembelinya,” jelas Mentan Syahrul Yasin.
Selain melakukan penanaman kedelai bersama kelompok tani, Mentan juga memberikan tips tentang pembuatan Biosaka, sebuah perangsang pertumbuhan tanaman untuk meningkatkan kesuburan.
Di hadapan Bupati Gunungkidul H. Sunaryanta, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto, dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto, Mentan mempraktikkan pembuatan Biosaka.
“Milih lima tanaman yang paling hijau. Jenisnya bebas. Peras dalam air minimal 15 menit. Hasilnya akan mengental,” ujar Mentan.
Dia menyarankan agar Biosaka disemprotkan ke udara agar terasa seperti hujan. Namun, perlu diperhatikan agar saat penggunaannya, jangan menyiram langsung ke tanaman karena bisa merusak daunnya. Cara yang benar adalah dengan menyemprotkan ke udara hingga menjadi tetesan yang mengenai tanaman.
Meskipun telah menggunakan Biosaka, Mentan menyarankan untuk tetap menggunakan pupuk kimia karena dapat memperkuat batang tanaman, namun dengan penggunaan Biosaka, penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi hingga setengahnya, yang pada akhirnya dapat menghemat biaya.