Roby menekankan bahwa isu-isu penting seperti pendidikan dan agraria belum terselesaikan dengan baik, terutama menjelang Pemilihan Presiden 2024. Dia menyayangkan praktik politik yang dianggap kotor dan mengakibatkan ketidakeduan politik di masyarakat.
Pihaknya juga mengkritisi beberapa keputusan pemerintah, khususnya yang terkait dengan Mahkamah Konstitusi, yang dianggap hanya menguntungkan sejumlah kecil orang. Menurutnya, hal ini merusak edukasi politik, terutama bagi generasi muda, baik di kalangan pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum.
Roby menegaskan bahwa keserakahan dalam kekuasaan dapat membawa dampak buruk bagi negara. Dia mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk berperan sebagai kontrol terhadap sistem demokrasi yang ada.
Dalam tuntutannya, Roby mendesak pemerintah untuk tidak campur tangan dalam kebijakan yang merugikan rakyat. Ia menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan untuk menyumbat kebebasan demokrasi adalah tindakan yang tidak bisa diterima.
Selain itu, dia juga menyoroti pemberian keuntungan yang hanya menguntungkan kelompok kecil atau keluarga tertentu oleh para pemimpin. Menurutnya, hal ini harus ditolak agar tidak merusak kondisi demokrasi di Indonesia.
Aksi tersebut menjadi sebuah upaya untuk menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi, kontrol terhadap kekuasaan, dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.