beritajogja.co – Kekerasan kembali mencoreng dunia kampus ketika seorang anggota Steering Committee (SC) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi korban tindakan anarkis oleh massa aksi. Insiden tersebut terjadi pada Kamis malam (12/12/2024), di tengah memanasnya demonstrasi terkait pemilihan umum mahasiswa (Pemilwa).
Demonstrasi Damai Berubah Anarkis
Menurut laporan saksi mata, aksi demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi agresif ketika massa tidak puas dengan keputusan yang diumumkan oleh pihak KPU Mahasiswa. Anggota SC KPU Mahasiswa yang tengah berupaya menjelaskan proses dan prosedur pemilwa menjadi sasaran amukan massa.
“Dia hanya mencoba menjelaskan aturan, tetapi massa mulai berteriak dan beberapa orang langsung menyerangnya secara fisik,” ujar seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya. Akibat insiden ini, korban dilaporkan mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh akibat pukulan dan dorongan yang diterimanya.
Kecaman dari Ketua KPU Mahasiswa
Ketua KPU Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Syawaludin Hamdi, mengecam keras tindakan kekerasan tersebut. “Ini adalah tindakan yang tidak mencerminkan semangat demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi di lingkungan akademik. Kami meminta pihak universitas dan kepolisian untuk segera menindaklanjuti kejadian ini,” tegasnya.
Syawaludin menambahkan bahwa insiden ini mencerminkan lemahnya penghormatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, khususnya di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat berkembangnya nilai-nilai dialog dan musyawarah.
Tekad SC KPU untuk Tetap Profesional
Di tengah situasi yang sulit ini, pihak Steering Committee KPU Mahasiswa menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen menjalankan tugasnya secara profesional dan independen. “Kami tidak akan terintimidasi oleh tindakan kekerasan ini. Semua pihak harus menjaga situasi tetap kondusif demi keberlangsungan demokrasi mahasiswa,” ujar salah satu anggota SC.
Peran Universitas dan Aparat Penegak Hukum
Insiden kekerasan ini memunculkan desakan agar pihak universitas mengambil langkah tegas. Dukungan terhadap korban dan upaya untuk mengusut tuntas kejadian ini menjadi perhatian utama banyak pihak. Beberapa mahasiswa yang turut hadir di lokasi berharap pihak universitas segera memediasi konflik ini untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Tidak hanya itu, aparat kepolisian juga diharapkan untuk turut terlibat dalam penanganan insiden ini. Sebagai penjaga keamanan, peran kepolisian sangat penting untuk memastikan bahwa aksi demonstrasi tetap berjalan damai tanpa adanya kekerasan yang dapat mencoreng nama baik kampus.
Pentingnya Demokrasi di Lingkungan Akademik
Pemilwa, sebagai bagian dari proses demokrasi di kampus, seharusnya menjadi ajang pembelajaran berdemokrasi yang sehat bagi mahasiswa. Namun, insiden seperti ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu dibenahi, baik dalam pengelolaan pemilwa maupun dalam pembentukan budaya dialog yang konstruktif.
Dalam sambutannya di salah satu forum kampus sebelumnya, Syawaludin Hamdi pernah menyampaikan bahwa Pemilwa bukan hanya sekadar ajang memilih pemimpin mahasiswa, tetapi juga sarana pembelajaran untuk memahami nilai-nilai demokrasi. Oleh karena itu, ia berharap semua pihak dapat menjaga integritas dan menjunjung tinggi semangat demokrasi.
Langkah Selanjutnya
Insiden ini harus menjadi momentum bagi semua pihak, baik mahasiswa, universitas, maupun aparat penegak hukum, untuk memperbaiki mekanisme pelaksanaan Pemilwa. Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:
- Mediasi dan Dialog: Pihak universitas harus segera memfasilitasi mediasi antara massa aksi dan KPU Mahasiswa untuk menyelesaikan konflik.
- Peningkatan Keamanan: Penambahan personel keamanan selama proses Pemilwa untuk mencegah kejadian serupa terulang.
- Edukasi Demokrasi: Mengadakan pelatihan dan seminar mengenai pentingnya dialog dalam demokrasi untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa.
- Penegakan Hukum: Melakukan investigasi mendalam dan memberikan sanksi kepada pelaku kekerasan agar menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Penutup
Kekerasan yang terjadi di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta harus menjadi pengingat bahwa semangat demokrasi tidak boleh dikotori oleh tindakan anarkis. Sebagai kaum intelektual muda, mahasiswa memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan bahwa demokrasi dapat dijalankan dengan damai dan bermartabat. Semoga insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk terus menjaga keharmonisan di lingkungan akademik.