News

Penduduk Miskin DIY Berkurang 15 Ribu! Apa yang Sebenarnya Terjadi?

×

Penduduk Miskin DIY Berkurang 15 Ribu! Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Sebarkan artikel ini

beritajogja.co | Angka kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk DIY kompak turun pada September 2024. Prosentase kemiskinan di DIY sebesar 10,40 pada September, turun 0,43 persen dibandingkan Maret 2024. Tingkat ketimpangan atau rasio gini penduduk DIY sebesar 0,428 pada September 2024 yang 0,007 persen yang menyempit dibandingkan Maret 2024.

Data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) DIY pada Rabu (15/01) menunjukkan tingkat kemiskinan di DIY pada September 2024 mencatatkan penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 15,1 ribu orang dibandingkan Maret 2024. Jumlah penduduk miskin di DIY pada September 2024 mencapai 430,47 ribu orang, atau persentase penduduk miskinnya adalah sebesar 10,40 persen.

Angka ini turun 0,43 poin persen dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 10,83 persen. Meski demikian, persentase tersebut masih berada di atas rata-rata nasional yang sebesar 8,57 persen.

Seorang WN China Ditangkap Polisi dan Diserahkan ke Imigrasi Yogyakarta

“Kabar yang menggembirakan, angka kemiskinan dan ketimpangan DIY turun pada September 2024 ini. Capaian tersebut berkat perkembangan beberapa indikator sosial ekonomi yang menguntungkan seperti inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi DIY triwulan III 2024 tertinggi di Pulau Jawa serta program-program penanganan kemiskinan yang digulirkan Pemda DIY maupun Pemkab/Pemkot masing-masing,” ujar Kepala BPS DIY Herum Fajarwati.

Herum mengatakan apabila inflasi yang terkendali maka kenaikan garis kemiskinan tidak akan terlalu tinggi. Dengan demikian masyarakat yang semula berada digaris kemiskinan akan meningkat menjadi di atas garis kemiskinan atau menjadi tidak miskin sehingga prosentase kemiskinan di DIY bisa menjadi turun.

Selanjutnya perkembangan harga -harga komoditas pangan lebih kondusif dan ekspor impor selalu positif beserta neraca pembayaran yang surplus. Dari sektor pariwisata pun tumbuh dari tingkat hunian kamar dan kenaikan kunjungan wisatawan yang ikut menggerakkan perekonomian DIY.

Lebih lanjut, garis kemiskinan DIY pada September 2024 tercatat Rp613.370 per kapita per bulan, meningkat 1,81 persen dibandingkan Maret 2024. Distribusi garis kemiskinan ini menunjukkan dominasi pengeluaran untuk kebutuhan makanan yang mencapai 72,93 persen, sementara kebutuhan non-makanan menyumbang 27,07 persen. Beras tetap menjadi komoditas utama penyumbang garis kemiskinan. Di sisi lain, garis kemiskinan rumah tangga mencapai Rp2.649.758 per bulan, dengan rata-rata anggota rumah tangga (ART) di rumah tangga miskin adalah 4,32 jiwa.

“Disparitas kemiskinan antara wilayah perkotaan dan perdesaan masih menjadi tantangan signifikan yang mencapai 1,21 poin persen, meskipun tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan dan wilayah perkotaan sudah lebih rendah dari level sebelum pandemi,” tandasnya.

Sedangkan Indeks kedalaman kemiskinan (P1) DIY tercatat 2,087 poin, menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin masih cukup jauh di bawah gans kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan (P2) sebesar 0,545 poin mengindikasikan bahwa ketimpangan di antara penduduk miskin relatif moderat, meski tetap memerlukan perhatian.

“Angka Gini Ratio DIY secara umum pada September 2024 tercatat 0,428. Nilai tersebut mengalami penurunan dibandingkan kondisi Maret 2024 sebesar 0,435 maupun September 2023 sebesar 0,449,” imbuh Herum.

Menurut wilayah, ketimpangan pendapatan di wilayah perkotaan sebesar 0,429 pada September 2024 jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan sebesar 0,355. Penurunan tingkat ketimpangan pendapatan dapat dilihat dari penurunan proporsi pengeluaran penduduk 20% teratas dan peningkatan pada penduduk 40% menengah dan 40% terbawah.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah 16,48 persen. Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 16,46 persen. Adapun untuk daerah perdesaan, angkanya tercatat sebesar 19,84 persen.

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Hermanto menyambut positif penurunan kemiskinan yang cukup dalam sekitar 5 persen dari 15,43 persen pada Maret 2013 menjadi 10,40 pada September 2024. Rasio gini pun juga mengalami perbaikan pada September 2024.

“Dari kami ini menjadi suatu masukan dan akan melakukan pendalaman lagi mengenai angka yang baik ini. Tentu tujuan bersama Pemda dan pihak terkait lainnya bersama -sama menurunkan angka kemiskinan maupun ketimpangan. Kita arahkan angkanya tidak double digit tetapi mendekati angka Nasional dari target yang akan kita capai bersama -sama. Hal ini pun sesuai dengan arahan Gubernur DIY yang tertuang dalam RPJMD,” pungkasnya. (Fn/Ts/Mh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *